MinorityIdeas

Share the Ideas Within the Codes of Peace

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Kamis, 29 April 2010

(3) Musuh/Lawan

created by MinorityIdeas


Musuh atau lawan yang ada dalam sebagian besar benak kita selama ini merupakan orang yang “jahat”, “buruk”, “negatif”, “evil”, dan berbagai macam sifat buruk lainnya yang melekat padanya. Sehingga kita otomatis menganggap diri ini kebalikan dari sifat-sifat buruk tadi. Maka, dikarenakan adanya musuh terkadang hidup kita akan selalu merasa terancam, siap siaga jika sewaktu-waktu musuh menyerang, atau bahkan kita sampai berpikir untuk memusnahkan musuh kita tersebut. Sehingga kondisi seperti ini sangat rentan memicu konflik dengan kekerasan, padahal kita semua tahu bahwa sebagian besar manusia di dunia ini pasti memiliki musuh meskipun musuhnya tersebut hanya satu orang. Lalu, apa jadinya dunia ini jika dipenuhi dengan hubungan saling memusuhi? Akankah perdamaian yang diinginkan setiap manusia itu hanyalah impian belaka?

Konsep musuh atau lawan menurut Carl Schmitt, yaitu bukanlah musuh dalam artian musuh atau lawan yang harus dimusuhi hingga menjadikannya harus mati atau eksistensinya sebagai manusia menjadi hilang karena tindakan orang yang memusuhinya. Karena musuh dalam artian seperti ini justru akan menciptakan suatu antagonisme sosial, suatu kondisi yang chaos dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, musuh dalam pengertian ini lebih kepada pengutamaan emosional dan persepsi, yang mana tingkat rasionalitas dalam mengambil keputusan sangat kurang dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang akan terjadi justru akan menciptakan suatu kondisi yang tidak stabil, penuh dengan ancaman dan kekerasan, dan pada akhirnya bisa terjadi yang disebut sebagai suatu peperangan yang akan memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Maka, manusia tidak akan jauh berbeda dengan binatang atau mahluk yang tidak beradab. Menurut Schmitt, seorang lawan atau musuh hanya ada jika terjadi suatu konfrontasi secara kolektif. Konflik akhirnya menjadi chaos dan ini disebut sebagai masa krisis namun kemudian, oleh Schmitt, diharapkan ada “order” setelah dibuat suatu keputusan. Maka antinomi antara kawan dan lawan merupakan prinsip diferensiasi yang mengawali lahirnya sebuah sistem baru yang bersifat konstruktif.

Musuh sebenarnya tidak semestinya diperlakukan layaknya binatang atau menghilangkan ekistensinya dari dunia ini. Musuh atau lawan sejatinya merupakan suatu hal yang sebenarnya dibutuhan oleh manusia untuk menciptakan suatu tatanan yang lebih bagus lagi.
Menurut Schmitt, dengan adanya musuh ini, meskipun kita akan melalui masa-masa krisis dalam berkonflik dengan musuh, tapi justru hal itu nantinya akan menciptakan sebuah tatanan “order” yang baru atau system yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Karena dalam menghadapi musuh ini maka pikiran, kreativitas, akan terkerahkan dengan optimal dan menghasilkan suatu cara atau system untuk bagaimana agar bisa menang atau menyelesaikan konflik. Konsep “musuh” oleh Carl Schmitt ini sebenarnya sangat dekat dengan konsep “Nir Kekerasan”, karena ketika kita menganggap musuh sebagai saingan atau partner dalam berkonflik, maka kita akan memikirkan banyak cara untuk menghadapinya tanpa menggunakan kekerasan sehingga menghilangan eksistensinya dari dunia ini. Pada akhirnya akan tercipta suatu perdamaian. Jadi, musuh dalam definisi ini akan selalu dibutuhkan oleh manusia, dan itu berarti “konflik” sebenarnya juga dibutuhkan oleh manusia, sehingga “konflik” tidak akan pernah bisa hilang tapi kita harus tahu bagaimana mengelola konflik tersebut kearah positif dan konstruktif. Maka, tidak salah jika tatanan dunia yang ideal akan lahir karena adanya “musuh” dan “konflik” dalam artian yang positif seperti apa yang dijelaskan oleh Carl Schmitt.

0 komentar: