MinorityIdeas

Share the Ideas Within the Codes of Peace

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Kamis, 29 April 2010

(2) Persahabatan

created by MinorityIdeas


Dalam bukunya yang berjudul Nicomachean Ethics, Aristoteles berpendapat bahwa sahabat dapat dipandang sebagai diri pribadi kedua. seperti halnya perilaku yang bajik memperbaiki diri sendiri, sahabat pun dapat saling meningkatkan – inilah pentingnya persahabatan, dan alasan ini dapat dianggap sebagai sejenis kebajikan. Keberhasilan atau kegagalan seorang sahabat dapat disamakan dengan keberhasilan atau kegagalan seseorang. Aristoteles membagi persahabatan ke dalam tiga jenis, berdasarkan motif dalam membentuknya: persahabatan berdasarkan manfaat, persahabatan karena kesenangan dan persahabatan untuk kebaikan.

Persahabatan karena manfaat adalah hubungan-hubungan yang terbentuk tanpa kepedulian terhadap orang lain sama sekali. Bila seseorang membeli suatu barang, misalnya, mungkin ia harus bertemu dengan orang lain, tetapi biasanya hanya tercipta hubungan yang sangat dangkal antara si penjual dan pembelinya. Dalam konteks modern, orang-orang dalam hubungan seperti itu mungkin malah tidak disebut sahabat, melainkan kenalan (kalaupun misalnya mereka saling mengingat yang lainnya setelah transaksi itu). Satu-satunya alasan orang-orang ini berkomunikasi adalah untuk membeli atau menjual sesuatu, dan itu bukan hal yang jelek, tetapi segera setelah motivasi itu hilang, hilang pulalah hubungan antara kedua orang ini, kecuali muncul sebuah motivasi yang lain. Keluhan dan pertikaian biasanya hanya muncul dalam persahabatan seperti ini.

Pada tingkat yang berikutnya, persahabatan untuk kesenangan didasarkan pada kesenangan semata-mata akan kehadiran orang lain. Orang yang minum bersama-sama atau yang memiliki hobi yang sama mungkin mempunyai persahabatan seperti itu. Namun demikian, sahabat-sahabat ini juga akan berpisah – apabila mereka tidak lagi menikmati kegiatan bersama, atau tidak dapat lagi ikut serta bersama-sama di dalamnya.

Persahabatan karena kebaikan adalah persahabatan di mana anggota-anggotanya menikmati watak yang lainnya. Sejauh sahabat-sahabat ini mempertahankan watak yang sama, hubungan ini akan bertahan karena motif di baliknya adalah kepedulian terhadap sang sahabat. Ini adalah tingkat hubungan yang tertinggi, dan dalam konteks sekarang hal ini dapat disebut sebagai persahabatan sejati.
Berkaitan dengan konflik, maka persahabatan yang berdasarkan manfaat dan kesenangan lebih rentan untuk terjadinya konflik. Mengapa? Pada jenis persahabatan (atau yang lebih tepatnya kenalan) yang berdasarkan manfaat, manusia yang saling berinteraksi hanya didasarkan pada motivasi atau kepentingan tertentu, tanpa memperdulikan siapa orang yang dihadapi. Setelah motivasi terlaksana dan kepentingan terpenuhi maka selesai sudahlah hubungan interaksi itu. Dalam kondisi seperti ini, setiap orang yang berinteraksi tidak perlu mengenal lebih jauh dengan siapa ia berinteraksi, asalkan kepentingannya terpenuhi maka selesailah hubungan itu. Namun, kondisi seperti ini sangatlah rentan untuk timbulnya konflik jikalau kepentingan atau motivasi itu tidak dapat terpenuhi. Karena satu sama lain tidak saling mengenal lebih jauh, maka ego masing-masing akan muncul untuk mempertahankan dirinya sehingga konflik dan pertikaian tak dapat dielakkan.
Untuk persahabatan yang berdasarkan kesenangan memang setingkat lebih maju dari yang berdasarkan manfaat. Persahabatan berdasarkan kesenangan jauh lebih intens dalam berkomunikasi antara satu orang dengan orang lainnya dalam situasi dan kondisi yang membuat mereka merasa nyaman dan bersenang-senang. Setidaknya antara satu individu dengan individu lainnya memiliki kesamaan dalam hal-hal yang mereka senangi dan itu mereka ketahui. Sehingga terjalinlah hubungan persahabatan. Namun, hubungan persahabatan yang terbentuk hanyalah karena adanya kesamaan dalam hal yang mereka sukai atau senangi, tidak lebih dari itu. Maka, ketika ada hal yang saling mereka tidak senangi dan menghambat mereka untuk mendapati hal yang mereka senangi, hubungan persahabatan itu akan hilang.

Baik persahabatan dengan berdasarkan manfaat maupun kesenangan memiliki pola yang sama dalam memicu timbulnya suatu konflik, yaitu jika kepentingan dan kesenangan yang diinginkan tidak terpenuhi, maka hubungan yang terjalin akan terputus dan mudah untuk saling bergesekan sehingga konflik dengan mudah terjadi jika ego masing-masing individu sudah terlibat. Ego merupakan suatu hal yang alamiah dalam diri manusia. Ego akan muncul jikalau frustasi sudah melanda manusia dan ini dapat menyebabkan konflik. Dalam teori konflik dijelaskan bahwa sikap frustasi akan muncul ketika orang gagal mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Dalam kondisi seperti ini, jika setiap orang sudah frustasi dan ego masing-masing lebih diutamakan maka tidak ada yang saling mengingatkan untuk menurunkan emosi dan tenang, sehingga konflik memiliki potensi besar untuk terjadi.

Berbeda halnya dengan persahabatan yang didasari dengan kebaikan, hubungan ini terjalin dan terbentuk karena adanya kepedulian satu sama lain dan berusaha mengetahui lebih dalam serta menerima apa adanya sifat dan watak sahabatnya. Dalam hubungan persahabatan ini, satu sama lain akan berusaha untuk saling mengingatkan jikalau salah seorang sahabat lengah atau khilaf dalam bertindak dan bersikap. Sehingga satu sama lain bisa saling mengontrol emosi dan menjauhkan dirinya dari kondisi yang dapat memicu konflik. Dalam hubungan ini, kepentingan atau kesenangan yang mereka dapati bukanlah menjadi sebuah tujuan utama, tetapi kepedulian dan kebaikan menjadi dasarnya. Manusia sebagai mahluk sosial sebenarnya sangat saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga hubungan persahabatan merupakan suatu hal yang niscaya. Namun bagaimana agar hubungan yang ada tidak bersifat destruktif dikarenakan sifat alamiah manusia yang memiliki emosi, agresifitas, egoisme, dan sebagainya, maka diperlukan suatu ajaran dan tata nilai yang dapat mengontrol sifat-sifat itu semua. Mungkin itulah sebabnya agama turun di bumi ini, dengan tata nilai dan ajaran yang kesemuanya untuk kemaslahatan manusia. Agama mengajarkan bahwa persahabatan yang terjalin haruslah berdasarkan hanya karena kepatuhan dan kepatuhan serta mengharap ridhoNya. Dan balasan dari itu semua akan didapat dihari akhir kelak, jika manusia yang beragama itu mengimaninya. Namun, sesungguhnya manfaat dari persahabatan karena kebaikan ini juga akan dirasakan di dunia juga, karena sudah menjadi hukum alam bahwa jika menanam benih kebaikan maka kebaikan pula yang akan kita dapatkan, dan mengenai kapan waktunya kita mendapat balasan kebaikan itu, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

0 komentar: